Teori perkembangan anak menurut para ahli
Perkembangan Anak Menurut Jean Piaget dan Vigotsky
The National for the Educational
of Young Children (NAEYC) mendefinisikan pendidikan anak usia dini
adalah pendidikan yang melayani anak usia lahir hingga 8 tahun untuk
kegiatan setengah hari maupun penuh baik di rumah ataupun institusi
luar. Asosiasi para pendidik yang berpusat diAmerika tersebut
mendefinisikan rentang usia berdasarkan perkembangan hasil penelitian di
bidang psikologi perkembangan anak yang mengindikasikan bahwa terdapat
pola umum yang dapat diprediksi menyangkut perkembangan yang terjadi
selama 8 tahun pertama kehidupan anak. NAEYC juga berperan sebagai
lembaga yang memberikan panduan dalam menjaga mutu program pendidikan
anak usia dini yang berkualitas yaitu program yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan keunikan individu.Pembagian rentang usia berdasarkan
keunikan dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangannya di Indonesia,
tercantum dalam buku kurikulum dan hasil belajar anak usia dini yang
terbagi ke dalam rentang tahapan berikut: (1) Masa bayi berusia lahir –
12 bulan; (2) Masa “toddler” atau balita usia 1-3 tahun; (3) Masa
prasekolah usia 3-6 tahun; (4) Masa kelas B TK usia 4-5/6 tahun
Teori perkembangan Piaget
dengan konsep kecerdasan seperti halnya sistem biologi membangun
struktur untuk berfungsi, pertumbuhan kecerdasan ini dipengaruhi oleh
lingkungan fisik dan sosial,
kematangan dan ekuilibrasi. Semua organisme dilahirkan dengan
kecenderungan untuk beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan
lingkungannya. Cara beradaptasi berbeda bagi setiap individu, begitu
juga proses dari tahap yang satu ke tahap yang lain dalam satu individu.
Adaptasi terjadi dalam proses asimilasi dan akomodasi. Kita merespon
dunia dengan menghubungkan pengalaman yang diterima dengan pengalaman
masa lalu kita (asimilasi), sedangkan setiap pengalaman itu berisi aspek
yang mungkin saja baru sama sekali. Aspek yang baru inilah yang
menyebabkan terjadinya dalam struktur kognitif (akomodasi).Asimilasi
adalah proses merespon pada lingkungan yang sesuai dengan struktur
kognitif seseorang. Tetapi proses pertumbuhan intelektual tidak akan ada
apabila pengalaman yang ditangkap tidak berbeda dengan skemata yang ada
oleh sebab itu diperlukan proses akomodasi, yaitu proses yang merubah struktur kognitif. Bagi Piaget proses akomodasi tersebut dapat disamakan dengan belajar. Konsep ini mejelaskan tentang perlunya guru
memilih dan menyesuaikan materi berpijak dari ide dasar yang diketahui
anak, untuk kemudian dikembangkan dengan stimulasi lebih luas
misalnyadalam bentuk pertanyaan sehingga kemampuan anak meningkat dalam
menghadapi pengalaman yang lebih kompleks.
Piaget
selain meneliti tentang proses berpikir di dalam diri seseorang ia juga
dikenal dengan konsep bahwa pembangunan struktur berfikir melalui
beberapa tahapan. Piaget membagi tahap perkembangan kognitif anak
menjadi empat tahap: (1) Tahap sensori motor (lahir-2 tahun); (2) Tahap
praoperasi (usia 2-7 tahun); (3) Tahap operasi konkrit (usia 7-11
tahun); (4) Tahap operasi formal (usia 11-15 tahun). Tahapan-tahapan ini
sudah baku dan saling
berkaitan. Urutan tahapan Tidak dapat ditukar atau dibalik karena tahap
sesudahnya melandasi Terbentuknya tahap sebelumnya. Akan tetapi
terbentuknya tahap tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi sesorang.
Perbedaaan antara tahap sangat besar. Karena ada perbedaan kualitas
pemikiran yang lain. Meskipun demikian unsur dari perkembangan
sebelumnya tetap tidak dibuang. Jadi ada kesinambungan dari tahap ke
tahap, walaupun ada juga perbedaan yang sangat mencolok.
Vigotsky
memandang bahwa sistem sosial sangat penting dalam perkembangan
kognitif anak. Orangtua, guru dan teman berinteraksi dengan anak dan
berkolaborasi untuk mengembangkan suatu pengertian. Jadi belajar terjadi
dalam konteks sosial, dan muncul suatu istilah zona
Perkembangan Proksimal (ZPD). ZPD diartikan sebagai daerah potensial
seorang anak untuk belajar, atau suatu tahap dimana kemampuan anak dapat
ditingkatkan dengan bantuan orang yang lebih ahli. Daerah ini merupakan
jarak antara tahap perkembanan aktual anak yaitu ditandai dengan
kemampuan mengatasi permasalahan sendiri batas tahap perkembangan
potensial dimana kemampuan pemecahan masalah harus melalui bantuan orang
lain yang mampu.Sebagi contoh anak usia 5 tahun belajar menggambar
dengan bantuan pengarahan dari Orang tua atau guru bagimana caranya
secara bertahap, sedikit demi sedikit bantuan akan berkurang sampai ZPD
berubah menjadi tahap perkembangan aktual saat anak dapat menggambar
sendiri. Oleh karena itu dalam mengembangkan setiap kemampuan anak
diperlukan scaffolding
atau bantuan arahan agar anak pada akhirnya menguasai keterampilan
tersebut secara independen. Dalam mengajar guru perlu menjadi mediator
atau fasilitator di mana pendidik berada disana ketika anak-anak
membutuhkan bantuan mereka. Mediatoring ini merupakan bagian dari
scaffolding. Jadi walaupun anak sebagai pebelajar yang aktif dan ingin
tahu hampir segala hal, tetapi dengan bantuan yang tepat untuk belajar
lebih banyak perlu terus distimuluasi sehingga proses belajar menjadi
lebih efektif.
Vigotsky meyakini bahwa pikiran anak berkembang melalui: (1) Mengambil bagian dalam dialog yang kooperatif dengan lawan yang terampil dalam tugas di luar
zone proximal Development; (2) Menggunakan apa yang dikatakan pendidik
yang ahli dengan apa Yang dilakukan. Berbeda dengan Piaget yang
memfokuskan pada perkembangan berfikir dalam diri anak (intrinsik),
Vigotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif seorang anak sangat
dipengaruhi oleh sosial dan budaya anak tersebut tinggal. Setiap budaya
memberikan pengaruh pada pembentukan keyakinan, nilai, norma kesopanan
serta metode dalam memecahkan masalah sebagai alat dalam beradaptasi
secara intelektual. Budayalah yang mengajari anak untuk berfikir dan apa
yang seharusnya dilakukan.
Riwayat Maria Montessori
Maria Montessori lahir tahun 1870 di kota Chiara Valle,
Italia dimana ia menghabiskan masa kecilnya. Maria Montessori pindah ke
Roma pada usia 3 tahun dan tumbuh di lingkungan yang di
dominasiprestasi akademis. Maria Montessori belajar matematika dan
teknik dijurusan teknik, kemudian melanjutkan kuliah di universitas
Roma. Iamenjadi wanita pertama yang memperoleh gelar dokter.
Selanjutnyamenekuni karier dokter di State Orthophenis School di Roma,
danbekerja menangani anak-anak cacat. Keberhasilan Maria Montessori
menangani anak cacat, meyakinkan dirinya untuk meninggalkan profesi
dokter dan memfokuskan diri pada pendidikan. Untuk mempelajarifungsi
pikiran manusia, ia kembali ke kampus untuk mempelajaripsikologi dan
antropologi. Bahkan akhirnya Maria Montessori menjadidekan jurusan
antropologi pendidikan.Maria Montessori melanjutkan bekerja dengan
anak-anak dariberbagai budaya dan latar belakang, tidak hanya anak
cacat, tetapi jugaanak normal dari keluarga kaya
dan miskin. Ia menyimpulkan bahwaanak perlu lebih dari sekedar
perawatan fisik dan medis gunamenunjang pertumbuhan dan perkembangan
jiwa dan raganya, anakmemerlukan lebih dari sekedar pelajaran yang
diajarkan di sekolahumum. Ia memperkenalkan strategi pendidikan yang
mencakup melatihpanca indera dan ketrampilan motorik anak. Dengan alat
peraga khususdan di lingkungan yang tepat, anak cenderung bisa
mengerjakanaktivitas secara spontan, dan , lewat aktivitas anak
mendapatkanpengetahuan dan ketrampilan. Anak akan belajar sekuat
keinginanpribadi dan mengatasi ketidakmampuannya tanpa bantuan dan
campurtangan orang tua.Pengalaman kerja pertama Maria Montessori adalah
mendidikanak cacat. Selanjutnya hasil observasi Maria Montessori juga
berlaku untuk anak normal. Eksperimen awal Maria Montessori
mengajarkanbahwa guru perlu mengajarkan dasar-dasar hidup. Misalnya
melatihpanca indera dan sistem urat saraf.
Setelah
berhasil mengajar anak cacat. Kesempatan menguji metode Maria
Montessori untuk anaknormal datang ketika diminta menguji 60 anak di
kawasan kumuh SanLorenzo, Roma.
Anak-anak ini berusia 3-7 tahun. Berasal dari keluargamiskin. Sebagian
orang tua mereka bahkan buta huruf. Karena danakurangia membuat sendiri
furnitur dan perlengkapan mengajar.Usaha untuk menumbuh-kembangkan anak
dilakukan MariaMontessori dengan mendirikan Casa Dei Bambini atau rumah
anak. Disini, Maria Montessori menelaah respon terhadap metode
mengajaranak prasekolah. Metode mengajar Maria Montessori mulai
terkenaldan membuka jalan untuk membuat proyek serupa bagi
MariaMontessori dan pengikutnya. Maria Montessori mendirikan
sekolahuntuk anak normal dan anak orang kaya. Maria Montessori
mengatakananak normal mempunyai kemampuan yang sama untuk
melakukanaktifitas anak cacat. Maria Montessori telah menemukan
metodemengajar yang tepat dan menyadari perlu adanya revolusi
pendidikan.Untuk menyebarluaskan penemuannya, ia berkenan mengajar
hingga keAmerika, Inggris, Australia, dan Asia. Tidak mengherankan jika
MariaMontessori didominasikan 3 kali untuk menerima hadiah nobel
dibidang perdamaian.Maria Montessori meninggal di Belanda tahun 1952,
sebelumulang tahunnya yang ke-82. dia bekerja setiap hari untuk
mengajarkansistem pendidikan ke seluruh dunia. Selain buku dan program
pelatihan guru, banyak asosiasi dan sekolah di Eropa, Amerika, dan Asia
yangmengabdikan nama Maria Montessori
a. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode Maria
Prinsip-prinsip
yang digunakan dalam metode Maria Montessori adalah metode Student
Centered Learning. Maria Montessori mengajarkan anak untuk lebih aktif
berperan serta dalam pembelajaran. Dia menerapkan belajar sambil bermain
agar anak-anak lebih dapat mengerti bahan yang dibahas. Secara garis
besar Montessori juga membantu para orang tua dalam menerapkan pola
pengajaran yang sesuai bagi anaknya.
b. Metode Maria Montessori terhadap perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik
Setiap manusia terdiri atas 3 kemampuan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, oleh karena itu penulis akan membahas mengenai kelebihan dengan metode Maria Montessori dari 3 segi.
1. Kognitif
2. Afektif (emosi)
- Tidak boleh dipaksa
- Proses pendidikan harus dengan kemauan anak sendiri
- Anak harus merasa senang dalam belajar
SKEMA dan CERITA
Melalui alat yang digunakan tanpa dipaksa
1. Membuat anak melakukan sesuatu
2. Anak menjadi senang
cerita :
Pada
hari Ibu, anak-anak diminta menggambar atau membuat sesuatu untuk ibu.
Anak diberi pengertian bahwa apa yang akan mereka buat adalah tanda rasa
sayang mereka pada ibu, sehingga anak akan membuat sesuatu untuk ibunya
tanpa dipaksa.
3. Psikomotor
Cerita:
Saat bermain, anak-anak diminta untuk membuat kelompok kecil bersama temantemannya.
Kemudian disediakan alat-alat seperti sekop kecil, pasir, batu-batuan,
gerobak kecil. Tiap kelompok diminta untuk membuat suatu bangunan
sederhana, dari permainan tersebut anak-anak dapat belajar bekerja sama
untuk membangun bangunan sederhana tersebut
c. Tujuan Metode Maria Montessori
Tujuan
penggunaan metode Maria Montessori adalah membantu para orang tua dalam
menerapkan pola pengajaran yang efektif bagi anak mereka. Penerapan
metode belajar yang baik sangat berperan penting dalam pembentukan
kemampuan intelektual, kepribadian, dan dalam hubungan sosial dan
emosional. Hal ini dikarenakan umur lima tahun merupakan umur emas.
Dikatakan umur emas karena pada saat ini kemampuan intelektual anak
sedang meningkat sampai taraf optimal. Jadi orang tua harus menerapkan
metode pengajaran yang baik kepada anak mereka. Sebelum membina perlu
menentukan seperangkat nilai yang mau ditanamkan.
1. Watak kepribadian macam apa yang ingin dilatihkan dan dikembangkan?
2. Sikap sosial macam apa yang hendak kita bangun?
3. Kegiatan atau pengalaman apa yang hendak kita berikan untuk membangun etika dan moral yang baik sesuai dengan usia?
Namun
yang paling penting adalah nilai, etika dan moral dari sikap dan
perilaku orang tuanya sendiri. Nilai apa yang hendak kita transferkan
kepada anak-anak? Kita dapat mencari "potret" orang tua yang positif
dalam menanamkan nilai-nilai. Pendekatan macam apa yang hendak kita gunakan secara positif.adapun tujuan dari metode Maria Montessori adalah:
1. Membantu para orang tua dalam menerapkan pola pengajaran yang efektif bagi anak mereka
2. Membantu anak-anak didik dalam mengembangkan tingkat intelektual, psikomotor, dan afektif yang ada pada diri mereka.
3. Membuat
anak dituntut untuk dapat berkembang sesuai dengan periode
perkembangannya saat mereka mulai peka terhadap tugas-tugasnya.
4. Mengajarkan pada anak cara belajar yang efektif dan optimal melalui permainan.
5. Mengembangkan keterampilan yang menekankan pada pentingnya anak bekerja bebas dan dalam pengawasan terbatas.
6. Anak diajarkan untuk dapat berkonsenterasi dan berkreasi.
7. Guru hanya sebagai pengamat dan pembimbing, karena anak dibiasakan untuk memilih sesuai dengan keinginan sendiri.
d. Alat Permainan Edukatif ciptaan Montessori
Montessori
menciptakan alat permainan yang memudahkan anak untuk mengingat dan
mengenal konsep-konsep tanpa perlu dibimbing. Alat dirancang dengan
sedemikian rupa agar anak dapat bekerja secara mandiri. Beberapa alat
permainan tersebut antara lain:
a. Alat timbangan
b. Silinder dengan ukuran serial sepuluh ukuran
c. Tongkat-tongkat desimeter, meter
d. Gambar-gambar untuk dicontoh, bahan untuk mengembangkan motorik halus
e. Bentuk-bentuk segitiga, segi empat, segi enam yang dipecah-pecah
f. Bentuk-bentuk tiga dimensi, kerucut, kubus, prisma, bola
g. Bujur telur, limas, dan sebagainya
e. Landasan Teori
Maria
Montessori merupakan seorang pendidik yang menggunakan metode
pendidikan yang menekankan pada pentingnya anak bekerja bebas dan dalam
pengawasan terbatas. Metode Maria Montessori merupakan metode belajar
pada zaman dahulu. Sekarang, Maria Montessori lebih di kenal dengan nama
Problem Based Learning (PBL). PBL ini mempunyai nama lain yaitu Project
Based Learning (pembelajaran berdasarkan proyek), Experience Based
Education (belajar berdasarkan pengalaman), Authentic Learning
(pembelajaran otentik), dan Anchored Instruction (berakar pada kehidupan
nyata).
Maria
Montessori ini merupakan gabungan dari berbagai macam pembelajaran yang
disebut dengan kolaboratif learning. Kolaboratif learning terdiri dari
PBL, PQ4R, SQ3R. Metode Maria Montessori membuat anak dituntut untuk
dapat berkembang sesuai dengan periode perkembangannya saat mereka mulai
peka terhadap tugastugasnya. Maria Montessori berpusat pada peserta
didik. Oleh sebab itu, disebut dengan Student Centered Learning.
Pada metode ini guru hanya bersifat sebagai fasilitator dan mediator
saja selebihnya menjadi tanggung jawab peserta didik. Student Centered
Learning ini lebih menekankan pada pembelajaran-pembelajaran kasus.
Peserta didik di bagi menjadi kelompok-kelompok, lalu peserta didik
belajar cara untuk mengkaji masalah, menganalisa dan mencari solusi
masalah yang dikaji. Setelah itu, peserta didik mengajukan pertanyaan
atau masalah, lalu terintegrasi dengan disiplin ilmu lain.
Setelah
itu, penyelidikan otentik pun dapat dilakukan dan akan menghasilkan
produk atau karya yang menggangumkan. Cara inilah yang akan menghasilkan
sumber daya manusia yang potensial. Belajar dengan kasus-kasus dapat
mempengaruhi kognitif dan metakognitif peserta didik itu sendiri.
Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan metakognitif
pada saat mereka belajar. Tujuan yang ingin dicapai adalah dengan cara
mengkonstruksikan pengetahuan yang telah mereka dapat sebelumnya. Selain
itu, Faktor sosial dan faktor individu itu sendiri berpengaruh dalam
metode ini. Metode ini mengajarkan agar peserta didik aktif dalam
bertanya dan menjawab pertanyaanpertanyaan.
Cara
pembelajaran lainnya adalah Teori Scaffolding, dimana guru memberikan
materi, lalu peserta didik menangkapnya dan berjalan terus hingga
akhirnya peserta didik sudah mendapat banyak materi dan guru sedikit
memberikan materi. Pada saat ini peserta didik dituntut untuk
berkonsentrasi agar dapat menangkap apa yang telah diberikan
oleh guru. Kita seharusnya membantu anak untuk menjadikan fantasi
sebagai suatu hal yang nyata. Setiap orang berimijanasi, namun kita
harus mengetahui cara mengembangkan imajinasi tersebut.
Teori Piaget tentang Perkembangan Kognitif
Tahapan
dalam perkembangan intelektual (kognitif) yang dirumuskan oleh piaget
berhubungan dengan pertumbuhan otak. Menurut Piaget, otak manusia tidak
berkembang sepenuhnya hingga masa adolesen, bahkan otak laki-laki kadang
tidak berkembang sepenuhnya hingga masa dewasa awal.
Menurut
Piaget, intelegensi adalah dasar fungsi hidup yang membantu organism
beradaptasi dengan lingkungan. Piaget juga mengemukakan bahwa
intelegensi adalah suatu bentuk keseimbangan yang menjedi kecenderungan
semua struktur kognitif. Piaget menekankan bahwa anak-anak bersifat
aktif dan merupakan penjelajah yang selalu ingin tahu. Piaget meyakini
bahwa ketidakseimbangan antara bentuk berpikir anak dan kejadian dalam
lingkungan, memaksa anak membuat penyesuaian mental yang membuatnya
dapat menyelesaikan pengalaman baru yang membingungkan dan kemudian
menghasilkan keseimbangan kognitif.
Piaget
mendeskripsikan anak sebagai seorang kontruktivis dimana jika mereka
ingin mengetahui sesuatu, mereka harus membangun pengetahuan tersebut
sendiri.
Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
Piaget
mengidentifikasi empat periode utama dalam perkembangan kognitif, yaitu
tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap
operasi konkrit (7-11 tahun), dan tahap
operasi
formal (11 tahun keatas). Tahap pertumbuhan intelektual akan
menunjukkan tingkat kualitas yang berbeda dari fungsi dan bentuk
kognitif yang disebut tahap perkembangan Invarian, yaitu semua anak
mengalami kemajuan melalui tahap dalam urutan yang persis sama tanpa
melewati suatu tahap.
Menurut
Piaget, urutan tahap-tahap intelektual adalah tetap, namun dia
menemukan bahwa ada perbedaan individual yang besar pada tahun dimana
anak masuk dari suatu tahap tertentu. Rentangan pertumbuhan intelektual
anak dipengaruhi oleh factor budaya dan pengaruh lingkungan.
Tahap perkembangan anak usia dini menurut Piaget hanya berada pada tahap Sensorimotor dan Praoperasional.
1) Tahap Sensorimotor ( 0-2 tahun)
Tahap
sensorimotor yaitu tahap dimana anak berumur sejak lahir hingga sekitar
dua tahun. Pada tahap ini merupakan periode dimana bayi dapat
mengkoordinasikan input sensor dan kemampuan geraknya untuk membentuk
skema perilaku yang memungkinkannya bergerak dalam lingkungan dan
mengetahui lingkungannya.
Pada
dua tahun pertama, bayi berkembang dari makhluk yang berkembang dengan
reflek dan dengan pengetahuan yang sangat terbatas. Piaget membagi
periode sensorimotor menjadi 6 sub tahap yang menggambarkan transisi
bertahap dari organism yang menggunakan reflek menjadi organism yang
bercermin pada diri sendiri.
2) Perkembangan Ketrampilan Memecahkan Masalah
Piaget
memberi ciri pertama dalam hidup bayi sebagai tahap kegiatan reflek,
yaitu suatu periode dimana perilaku bayo terbatas pada latihan reflek
yang alami, menambahkan obyek baru ke dalam skema refleksif, dan
menghantarkan reflek kepada benda nyata. Pada tahap ini merupakan
permulaan dari perkembangan kognitif.
3) Perkembangan Imitasi (Peniruan)
Piaget
menemukan adanya adaptasi peniruan yang bermakna dimana bayi tidak
mampu meniru respon asli yang ditunjukkan oleh orang dewasa hingga usia
8-12 bulan. Pada usia 18-12 bulan terdapat peniruan yang tertunda, yaitu
kemampuan melakukan kembali perilaku yang telah lama dicontohkan karena
mereka sedang membangun mental simbolis, atau imajinasi dari perilaku
contoh yang tersimpan dan dimunculkan di lain waktu. Tetapi, menurut
pendapat para ahli lainnya menyatakan bahwa kapasitas untuk penundaan
peniruan yang memungkinkan bayi untuk menyusun, menyimpan, dan kemudian
memunculkan kembali mental simbolis ditunjukkan jauh lebih awal dari
yang telah dikemukakan Piaget.
4) Perkembangan Ketetapan Benda
Pada
tahap ini merupakan suatu pemikiran bahwa benda tetap ada ketika benda
tersebut tidak lagi dapat terlihat oleh indera lainnya, tetapi karena
pada bayi usia 4-8 bulan sangat tergantung pada panca indera dan
kemampuan motorik untuk memahami suatu benda, maka ia akan berpikir
bahwa suatu benda ada apabila dapat diinderai.
Pada
bayi usia 12-18 bulan, konsep ketetapan benda meningkat meskipun belum
lengkap, karena anak tidak dapat membuat kesimpulan secara mental yang
diperlukan untuk memahami pemindahan benda dengan cara yang tidak
telihat. Selanjutnya pada usia ini bayi mampu secara mental
menggambarkan pemindahan benda secara tak terlihat dan menggunakan
kesimpulan mental untuk memandu pencariannya terhadap benda yang telah
lama menghilang.
5) Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada
saat anak memasuki tahap ini, anak telah mengalami peningkatan drastic
dalam perkembangan intelektualnya pada penggunaan symbol (kata dan
imajinasi) untuk menggambarkan benda, situasi, dan kejadian. Symbol
merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain.
Piaget
mendeskripsikan bahwa intelejensi praoperasional berfokus pada
keterbatasan anak dalam berpikir. Anak usia dini masih belum menguasai
operasi kognitif yang memungkinkan mereka untuk berpikir logis.
Pada
tahap ini terdapat periode prakonseptual yang ditandai dengan munculnya
fungi simbolis, yaitu kemampuan membuat suatu hal mewakili sesuatu yang
lain. Pada periode ini terjadi pergeseran dari keingintahuan segala
sesuatu melalui tangan menuju kepada perenungan.
Teori perkembangan anak menurut Lavengeveld
Lavengeveld menyatakan bahwa tahap-tahap perkembangan anak meliputi:
1. 3½ -5 tahun
Masa pendidikan pendahuluan (menuruti dan meniru orang tua).
2. 3 - 6 tahun
Tahap Taman Kanak-kanak, yang hendaknya dicapai adalah
a. Berbahasa lisan (berbicara, bercerita)
b. Mengenal pola hidup keluarga (saya, keluarga, dan sekolah)
c. Menguasai keterampilan untuk kebutuhan sehari-hari (mandi, menggosok gigi, berganti pakaian, makan, dll).
d. Mengenal diri, keinginannya dan kehendaknya.
e. Mulai berkhayal (tidak dapat membedakan khayalan dan kenyataan).
3. Kelas I dan II SD
Membaca buku cerita yang ada ekspresi seninya. Mengumpulkan benda-benda kecil, dan bermain dengan teman sebaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar